Sabtu, 12 Desember 2009

Kepribadian Ganda

Kepribadian Ganda
Dapatkah dikategorikan seseorang yang memiliki banyak ID (entah alamat email, ID milis/forum, blog dll..) kemudian memainkan peranan dan karakter yang berbeda-beda disetiap IDnya walaupun hanya dalam dunia maya, bisa dikategorikan sebagai orang yang memiliki kepribadian ganda??

Pertanyaan ini muncul berulang-ulang dalam benak saya, setelah belakangan ini ikut rajin mengikuti ramainya ruang koko, saya temukan beberapa komen aneh bin ajaib, seperti layaknya ditulis dalam keadaan sedang bermimpi, rajutan kalimatnya tidak tersusun dengan mantap (atau mungkin ditulis dengan terburu-buru dan gak sempat dibaca ulang? Entahlah..) dan disadari atau tidak oleh para pembaca lain (atau mungkin cuma feeling saya saja) komen-nya cenderung mengalirkan energi negative sehingga orang2 yang hanya membaca sekilas sangat mungkin untuk terbawa suasana permainannya. Sementara sebagian besar lainnya lebih sering mengacuhkannya dan menganggap tidak ada.

Kalau memang bener adanya, berarti saya juga pernah mengalaminya, atau bahkan semua orang juga pernah dan masih mengalami/melakukannya sampai detik ini. Ceritanya dulu waktu masih rajin2nya belajar bahasa Inggris tapi gak PD untuk praktek langsung dengan para turis, saya lebih suka menggunakan cara chatting, so saya gunakan email ID dengan nama saya asli, kenyataannya malah banyak PM jahil yang langsung to the point bicara tentang horny, sex.. dll yang bikin saya sebel, akhirnya saya putuskan bikin ID laki2, dengan begitu saya tidak di PM cowok2 iseng, justru lebih sering cewek2 yang sibuk PM saya, disisi lain saya bisa lebih konsen dengan niat saya mempraktekan bahasa Inggris dan rata2 cewek2 yang PM saya pun juga serius membantu mengerjakan PR2 saya waktu itu.. hehehehe makasih semuaaa..

Lalu saya inget salah satu novel yang pernah saya baca dulu, kalau gak salah karangan Sidney Sheldon (bener yah tulisannya begini? Maaf saya lupa judulnya) saya sendiri tidak bisa menjamin apakah pada saat penulisan novel tersebut Sidney lebih mengacu kepada hal2 fiktif atau reel adanya, yang pasti dalam kisahnya sang tokoh, seorang wanita, dibuat keder dan kelilit masalah yang dibuat oleh 2 pribadinya yang lain, dia memiliki 2 alter ego yang tidak bisa saling berkomunikasi parahnya si tokoh tidak merasa/bahkan tidak menyadari kalau dirinya memiliki 2 Kepribadian Lain selain Kepribadian Utamanya. Dalam beberapa kasus ada Kepribadian Utama yang bisa mengenali bahkan mengajak berkomunikasi Kepribadian2 lain yang hidup dalam tubuhnya. Contoh kecil, seperti tokoh Gollum/Smegol dalam film Lord of the Ring, keduanya saling berkomunikasi satu sama lain. Atau film Indonesia ‘Belahan Jiwa’ yang sempet bikin saya puyeng awalnya, tapi baru sadar kuncinya film tersebut ketika tokoh utama bunuh diri dan kelima tokoh lainnya ikut mati.


Kepribadian Ganda jumlahnya bervariasi di dalam setiap tubuh manusia. Dan manusia yang memiliki kepribadian ganda tidak bisa digolongkan sebagai orang gila, mereka waras, perilaku keseharian normal, background educationnya bagus, bahkan bisa jadi intelektualnya juga tinggi, yang pasti dimata orang2 normal tidak akan ada yang menyangka kejanggalan dalam kepribadian mereka, selama tidak tertangkap mata orang lain alias belum terlalu melenceng seperti mulai ngoceh sendiri, sahut2an sendiri dengan gerakan2/expresi2 berbeda sesuai kepribadian lain yang sedang berbicara dll.. orang lain tidak akan ada yang mengetahuinya.

Dalam dunia maya, orang2 yang cenderung memiliki Kepribadian Ganda bisa lebih leluasa memainkan setiap peran yang dimilikinya, seperti tokoh Ben X yang begitu digdaya dan perkasa di dunia maya, tapi di dunia reel dia adalah korban kejahilan yang bener2 tidak berdaya untuk melawan musuh2nya karena kondisinya sebagai penderita autis. Beberapa penilitian yang dilakukan di Univ. Hanover pada orang2 yang aktif dalam dunia maya dan telah menciptakan tokoh2 berbeda untuk menutupi identitas diri yang sebenarnya dan rajin memerankan tokoh2 ciptaannya tersebut beberapa jam setiap harinya tanpa dapat mengontrol dirinya alias mengontrol Kepribadian Utamanya, lama kelamaan tokoh2 tersebut menjadi benar2 hidup dalam dirinya bahkan ketika kondisinya semakin parah, tokoh2 rekaannya telah benar2 mengambil alih personalitas dirinya, seperti yang terjadi pada salah satu pasien Dr. Bert de Wildt dari Univ. tersebut.

Penyebab lainnya sangat beragam:

* Bisa karena trauma tragis dalam hidupnya seperti korban perilaku seksual yang menyimpang dimasa kanak2nya atau kekerasan lain yang dia terima sehingga sangat haus akan kasih sayang, perhatian dan rasa kesepian yang terlalu dalam dimasa dewasanya, sehingga mendorongnya untuk menciptakan jiwa-jiwa lain yang bisa menemaninya setiap saat,
* Lingkungan tempat dia dibesarkan yang membingungkan sehingga menimbulkan stress yang cukup extrim dan tekanan bathin berkepanjangan,
* Depresi terus menerus tanpa tahu sebab akibatnya hingga mencipkan karakter lain untuk bisa lari dari diri sendiri dan menjadi 'orang lain' yang lebih kuat dan tegar atau malah karakter yang mendorongnya untuk bunuh diri,
* Keadaan keluarga seperti sifat Ayah dan Ibu yang 180° bertolak belakang dan kedua sifat tersebut turun bersamaan dalam diri anaknya yang pasti akan sering membuat bingung teman2nya kelak,
* Hasil imajinasi dunia mimpinya yang semakin menjadi-jadi sehingga out of control dari Kepribadian Utamanya

Mungkin pembaca masih ingat kisah 24 wajah Billy Milligan yang sempat menggemparkan Amerika, dia adalah seorang laki2 tapi juga seorang perempuan, dia adalah seorang anak dewasa tapi juga seorang anak2, Billy yang memang punya talent melukis telah membuat coretan2 tentang 24 wajah dan nama2 yang muncul secara tidak terduga dan ke 24 kepribadian yang terjebak dalam tubuh Billy ini telah membuat pusing banyak orang awan bahkan para ahli jiwa sekalipun. Kronologis proses penyembuhannya yang bisa dibilang extra-ordinaire menjadi nilai tambah dibandingkan kisah Sybil, seorang guru TK dengan 16 kepribadian ganda yang dimilikinya.

Gangguan jiwa kerap sekali tidak disadari penderitannya, bahkan oleh pihak keluarganya sekalipun, seperti penderita kelainan seksual misalnya yang bisa berubah menjadi pelaku criminal karena tega membunuh korbannya, orang2 yang sulit beradaptasi karena kepercayaan dirinya yang begitu rendah sehingga tergantung pada miras, ganja dsb.. untuk bisa merasa lebih rileks ketika harus berada di lingkungannya lama2 bisa menjadi pecandu dan memulai aksi mencuri/berbohong demi memenuhi rasa ketagihannya.. Juga hal2 lainnya yang pada akhirnya menjadi mimpi buruk bagi para korbannya dan masyarakat disekelilingnya karena gangguan yang semakin kronis dalam diri si penderita akan semakin sulit ditangani alias butuh proses lebih panjang dan lama dengan bantuan terapi psikiatris yang tentunya membutuhkan biaya tidak sedikit.

Tidak jarang kadang2 kita merasa tidak sedang menjadi diri sendiri, selama kita tidak terjebak di dalamnya hal tersebut masih tergolong normal dan bukan berarti menderita multiple personality yang dulu dikenal dengan sebutan Multiple Personality Disorder (MPD) tapi sekarang orang lebih sering menyebutnya DID (Dissociative Identity Disorder) karena banyaknya ego yang berbeda (alter ego) yang mana masing2 ego memiliki: jiwa, kelakuan, perasaan, ke-exist-an yang independent dll layaknya sebuah pribadi utuh.

Ego2nya bisa ‘keluar’ dalam waktu bersamaan, tapi juga bisa dalam waktu yang berbeda, misalkan kali lain A bilang/menulis B adalah temen yang menyenangkan dan A tidak segan menyanjung/membelanya, namun kali lainnya A akan menyerang B seperti musuh bebuyutannya, dan disaat lainnya lagi A akan menjadi bijak dan bisa menjadi penengah untuk menyelesaikan masalah yang ego2 A ciptakan untuk ‘membela/menyerang’ B.

Sangat membingungkan ya.. apalagi untuk orang2 awam seperti kita yang tidak pernah bergelut dalam pendidikan formal yang mengarah kesana, karena memang sulit sekali untuk memahami jalan pikiran mereka, tapi ada baiknya kita tahu sedikit tentang hal tersebut agar tidak terjebak atau paling tidak bisa memaklumi para penderita yang kita kenal dan bisa berempati untuk mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar